Kumpulan Puisi Tentang Kemerdekaan Indonesia

Dalama rangka memperingati hut kemerdekaan indonesia koplengspot menghimpun beberapa puisi dengan tema kemerdekaan sebagai bahan bacaan maupun bahan kajian untuk pembaca yang suka dengan dunia sastra khususnya puisi.

Pusi dengan tema kemerdekaan tentunya sangat cocok untuk dibacakan ketika ada kegiatan perayaan untuk memperingatai hari kemerdekaan indonesia,apalagi bila pembaca terlibat atau diundang untuk membaacakan puisi di kegiatan tersebut.

Semoga puisi dengan tema kemerdekaan yang dihimpun oleh admin kopleng media bisa dijadikan refferensi diantara berbagai pilihan yang ada,selain puisi dengan tema kemerdekaan pembaca bisa juga melihat  Gambar DP BBM Bergerak HUT Kemerdekaan Indonesia
Dan Menggunakannya sebagai Display picture/gambar tampilan di akun blackberry pembaca.


Koleksi Foto Kopleng Media

PRAJURIT JAGA MALAM
Karya :Chairil Anwar

Waktu jalan.
Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam.
Mimpinya kemerdekaan
bintang-bintangnya kepastian.
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup.
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan.
Aku tidak tahu apa nasib waktu.

Koleksi Foto editan Kopleng Media

GERILYA
Oleh : W S Rendra

Tubuh biru tatapan mata biru lelaki berguling di jalan.
Angin tergantung terkecap pahitnya tembakau bendungan keluh dan bencana.
Dengan tujuh lubang pelor diketuk gerbang langit dan menyala mentari muda melepas kesumatnya.
Gadis berjalan di subuh merah dengan sayur-mayur di punggung melihatnya pertama.
Ia beri jeritan manis dan duka daun wortel.
Tubuh biru tatapan mata biru lelaki berguling di jalan.
Orang-orang kampung mengenalnya anak janda berambut ombak ditimba air bergantang-gantang disiram atas tubuhnya.
Tubuh biru tatapan mata biru lelaki berguling dijalan.
Lewat gardu Belanda dengan berani berlindung warna malam sendiri masuk kota ingin ikut ngubur ibunya.


Koleksi Kopleng Media

ATAS KEMERDEKAAN
Oleh : Supardi Djoko Damono

kita berkata : jadilah dan kemerdekaan pun jadilah bagai lautdi atasnya : langit dan badai tak henti-hentidi tepinya cakrawala.
terjerat juga akhirnyakita, kemudian adalah sibuk mengusut rahasia angka-angka sebelum Hari  yang ketujuh tiba.
Sebelum kita ciptakan pula Firdaus dari segenap mimpi kitasementara seekor ular melilit pohon itu: inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah

MENATAP MERAH PUTIH

Menatap merah putih melambai dan menari-nari di angkasa.
kibarannya telah banyak menelan korban nyawa dan harta benda.
berkibarnya  merah putih yang menjulang tinggi di angkasa.
Selalu teriring senandung lagu Indonesia Raya dan tetesan air mata dulu, ketika masa perjuangan pergerakan kemerdekaan untuk mengibarkan merah putih harus diawali dengan pertumpahan darah pejuang yang tak pernah merasa lelah untuk berteriak
Merdeka.
menatap merah putih adalah perlawanan melawan angkara murka membinasakan penindas dari negeri tercinta indonesia.
Menatap merah putih adalah bergolaknya darah demi membela kebenaran dan azasi manusia menumpas segala penjajahan di atas bumi pertiwi.
Menatap merah putih adalah kebebasan yang musti dijaga dan dibela kibarannya di angkasa raya.
berkibarlah terus merah putihku dalam kemenangan dan kedamaian.

HARI KEMERDEKAAN

Akhirnya tak terlawan olehku tumpah dimataku, dimata sahabat-sahabatku ke hati kita semua bendera-bendera dan bendera-bendera kebangsaanku.
Aku menyerah kepada kebanggan lembut
Tergenggam satu hal dan kukenal
Tanah dimana kuberpijak berdera kawan bertebaran saling memburu angin meniupkan kehangatan bertanah air semat getir yang menikam berkali makin samar mencapai puncak kepecahnya bunga api pecahnya kehidupan kegirangan.
menjelang subuh aku sendiri jauh dari tumpahan keriangan dilembah memandangi tepian laut tetapi aku menggengam yang lebih berharga dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku makin bercahaya dan fajar mulai kemerahan.

Foto Rachmat Suatan IPASS Ikatan Pemerhati Seni dan Sastra sulawesi Selatan

I LOVE YOU INDONESIA
oleh : Rachmat Suatan

Indonesia
Negara Yang Merawat Luka dukanya Tanpa keluh
Dan dengan namamu segala cinta menjadi padu
Onak perihpun kau hadapi dengan penuh damai
Nisan Sejarah di tanahmu jadi bukti pejuangmu
Engkau lahirkan anak-anak pertiwi yang berani
Semisal ibu yang penuh kasih itulah engkau
Indonesia
Anak-Anakmu kini seperti pelangi di kata zaman

17 Agustus 1945
Keutuhanmu di proklamirkan dengan penuh hikmat dari tetesan darah dan air mata.
Merah putihmu Gagah berkibar penuh bangga dari mereka yang tidak pernah gentar hingga titik darah terakhir untuk sebuah kemerdekaan.
Semua hormat kala indonesia raya dikumandangkan dengan gagah perwira.
Senusantarapun teriakkan kemerdekaan dengan lantang waktu itu 17 Agustus 1945.

Indonesia
Di sajak sederhana ini aku ingin memberitahukan padamu tentang hari kemarin dan hari ini.
Tentang sejarahmu yang tergerus arus kemajuan yang penuh dengan tanda tanya.
Kemarin sekumpulan orang meneriakkan tentang arti pentingnya ideologi negara ini dan akhirnya malah mereka yang mendikte ideologimu.
Mengatas namakan abdi rakyat namun namun tidak merakyat.
Suap kiri kanan atas dan bawah demi kepentingan yang sesat.
Yang korup dipuja dan eluk-elukkan sementara kebenaran dihujat dan dimatikan langkahnya.
Ketimpangan demi kepentingan sungguh masih berkembang biak.

Indonesia
 Dengan Sajak ini saya ingin menggugat mereka
Dengan sajak ini saya ingin mereka kembali pada bab perjuangan untukmu yang telah merewat dan membesarkan mereka.

Indonesia
Untukmu masih ada yang akan siap berdiri berjuang untukmu hingga titik nafas terakhir.
Akan tetap ada putra putri bangsa ini yang mengikrarkan sumpah atas nama bangsa dan negara.
Atas nama rakyat dan untuk rakyat tanpa kepentingan yang sesat menyesatkan.

I love you.
Merdeka.
Halaman Selanjutnya
« Prev Post
Halaman Sebelumnya
Next Post »
Thanks for your comment