Kumpulan Puisi Rachmat Suatan bagian pertama

KASIHKU SEMOGA TAK ADA YANG SALAH DENGAN INI

Aku ingin bertanya
Tentang hutanku yang murung
Tentang kedamaian dari hening yang tak bermakna
Tentang air yang tak mengalir dengan jernihnya

Aku ingin mengadu lewat tuturku
Kenapa daun dan ranting tak lagi mendesah
Kenapa kicau burung tak lagi menyapa saat lelah
Kenapa kasihku tak merasa damai saat bercengkrama dengan alam

Dimana
Mereka yang dikenal sebagai pelestari lingkungan
Mereka yang selalu meneriakkan kerusakan alam
Mereka yang dengan gagahnya berbicara tentang hakikat alam dan penghuninya

Salahkah aku menanyakan itu pada kekasihku dan sahabatku
Akankah harapan tentang hijau alam dan kedamaian alam menjadi  tujuan

Di antara sudut ruang kegelisahan
Ada barisan pepohonan yang merindu dari lukanya
Ada cadas bebatuan yang tubuhnya tak seperti warnanya lagi
Ada nyanyian burung yang tak lagi memberikan kicau merdunya
Ada Sungai yang tak mengalirkan air dengan jernihnya

Semoga tak ada yang salah
Dengan ikrar yang kerap menggema dari lembah peristirahatan lelah
Dengan lambang kegagahan yang menyatu dengan derap langkah
Dengan setiap huruf yang tertata sebagai  simbol dari sebuah tujuan

Hari terus gelisah terjerat dalam relung harapan
Melintas dalam tidur hingga terjaga bersama belaian embun

Kasihku tolong tuliskan pada buku harianmu
Tentang alam yang kau rasakan dari pengembaraanmu bersamaku
Sahabatku akankah  kita tetap bersama
Mengukir kata lestari dalam kata dan gerak

Kasihku
Buatkan aku secangkir kopi dan siapkan pula buku harianku
Bila nanti aku tak kembali ceritakan pada pada anak kita dan mereka tentang kita.

SAJAK RAMADHAN SUAMI KEPADA ISTRINYA.

Belum cukup lama gema merdeka menjadi raja sehari pada bulan di kelender di dinding rumah kita
Pada ruang rindu masih banyak yang tak bertuan untuk sebuah pengampunan
Istriku jangan kau murung merenung melihat anak kita yang diam terpaku di riak ramadhan
Katakan pada anak kita tentang pakaian baru yang hampir tidak kita miliki

Tentang bulan di kelender itu katakanlah sayang kalau kau juga merasakan merdeka sepertiku
Ini bulan yang merdeka walau hanya dalam tulisanku dan dalam diammu

Istriku
Jangan biarkan anak kita menjadi manja seperti anak yang tinggal di istana itu
Istriku
Ajarkan pada anak kita tentang makna kemerdekaan yang suci
Istriku
Kaulah guru untuknya agar kelak anak kita menjadi manusia tegar di setapak hidup ini

Bila nanti kemapanan menyentuh kita
Kumohon jangan kau putuskan setiap doa dan ketegaranmu
untuk dirimu
Untuk suamimu
Untuk anak kita
Memohonlah tentang keberkahan hidup ini dalam setiap doa

Syukur tetap menggelora pada palung jiwaku untuk hidup ini
Istriku aku mencintaimu
Bila satu waktu aku kembali tak membawa reski untukmu dan anak kita
Sabarlah karena kita masih memiliki cinta dan doa
Istriku aku mencintaimu.


BARAKA,kutitip separuh sukmaku.
Kubiarkan jiwaku lepas merayapi tebing kars
Beradu tatap dengan lembah hijau dan menari bersama angin
Hujan pada musim ini tidaklah seperti musim kemarin yang meriahkan jeram pada sungai kampungmu
Ramah sapa penghuni  lembah kubiarkan menjerat setiap nikmatku yang melarut dengan canda dan tawa
Kubiarkan jiwaku ditelanjangi panorama yang tidak sering kulihat dari tempatku

Aku datang dengan kebisuan yang menahun
Mencumbui jejak kenangan yang hampir terlupakan di ruang yang gelap
Tak pernah kupungkiri rinduku pada jalanan yang menanjak menuju kampungmu
Tak pernah kupungkiri rinduku pada lelaki dan perempuan polos di kampungmu hingga alampun bernyanyi temani jiwaku yang lepas telanjang

Aku berbisik pada keheningan yang membawa dingin menelusup kulitku
Kawan inilah bumi massenrempulu yang tak pernah membuatku bosan menuilis dan menapaki setiap jengkal tanahnya
Semuanya larut dalam pelukan dan wangi bunga sedap malam kala malam mulai menyelimuti tubuh yang letih dalam perjalanan
Serangga malam bergeming dari sarangnya mengiringi dan menggiring malam menuju pagi dengan cerita ala orang kampung yang tak bisa dikatakan

kampungan

Baraka
Separuh sukma kutitip pada tanahmu yang kujejaki agar kelak bisa mengingatkanku untuk kembali bersenda gurau denganmu
Baraka 1909011.21.30.


MENEMUI KATA PADA KOTAMU, Mariati Atkah Pada sajakku kali ini.

Menderu hasrat menuju kota dan katamu
Angin memusar pada janji  yang ingin dituntaskan
Rambutmu terurai menjadi  penawar lelah perjalanan
Ilalang jiwaku menggelora pada ranah kata menuju titikmu
Awan hitam tak soal melaju di poros jalan tempatmu menungguku
Terpaku di malam remang menatap helai rambutmu yang tergerai
Istirahatlah itu kata pertama terucap pada perjumpaan kita

Aku rasakan ada makna yang sama pada tulisanmu dan tulisanku
Tanpa canggung kuminta torehan tanganmu pada selembar  puisimu
Kau tak risih menjabat  tanganku   dengan dingin polos jemarimu
Aku menerka setiap gerakmu  dari gerimis malam setengah purnama
Hanya  kata tanpa lagu diruang setengah bisu bersanding setengah purnama


Tepat pada lembaran yang mengundang naluriku
Disudut lembaran kertas berisi kenanganmu
Garis-garis tak beraturan melekat dengan senyuman
Nice to meet  you tulisan itu membakar semangat menembus malam

Barru-Endrekang 18010011.


KELAK KITA AKAN MERINDU.

Entah harus menulis apa untuk kisah ini
Tak bisa mulut ini mengeja setiap kenangan disini
Harapan dan Rindu kelak akan memanggil
Dan sketsa wajah kita semua abadi dalam syair waktu

Setiap goresan pena kebersamaan
Menyeret hasrat menuju gerbang mimpi
Merona setiap kenangan yang akan tersajak

Hari ini
Hari esok
Dan untuk semua hari yang terbingkai dari perjumpaan
Selalu menjadi sebuah catatan rindu
Untuk kembali bersua dengan setiap cerita berbeda

Bila kelak perjumpaan mengering ditanah yang merindu
Kuharap pa'saribattangang ammoteriki ripasibuntulu
Punna tena nipassibuntuluki rinakku
Kumminasai butta turatea niaki riatinnu

Today
Tomorrow and for all day
You and me we will always be memories
And later we will back to the city
Butta turatea.


Halaman Selanjutnya
« Prev Post
Halaman Sebelumnya
Next Post »

2 komentar

Click here for komentar
7 September 2012 pukul 07.46 ×

Hahaha... Puisi dalam tiga bahasa. Good... I like this poetry..

Reply
avatar
19 Januari 2017 pukul 00.06 ×

hahaha,baru saya liat ini comen

Reply
avatar
Thanks for your comment